MATA KULIAH : Ke-PGRI-an
NAMA : Indah Ismaku Suci
PRODI/KELAS : PGSD/2015-C
NIM
:
15-800-0119
HARI/TGL
: SENIN,
29 APRIL 2019
Soal:
1. Guru sebagai seorang profesional membutuhkan
organisasi, mengapa?
Skor 10.
2. Bagaimanakah selayaknya seorang guru jika
mengaku dirinya seseorang yang profesional?
Skor 25
3. Jelaskan hubungan antara PGRI sebagai
sebuah organisasi profesi guru dan anggotanya dalam hak dan dan kewajiban jika
dilihat dari teori kebutuhan Maslow!
Skor 35
4. Jelaskan bagaimana seorang menumbuhkan
profesionalisme kerjanya!
Skor 25
Jawaban:
1.
Karena asal mula
didirikannya organisasi adalah berasal dari kebutuhan. Kebutuhan tersebut
adalah mengenai keterjaminan (secure)
yang meliputi hukum dan psikologis dan kemakmuran (prosperty). Seorang profesional dalam bidang guru pasti memiliki
kode etik yang fungsinya sebagai pedoman dalam menjalankan profesinya. Dengan
adanya organisasi ini maka kebutuhan guru lebih terjamin dalam bidang hukum,
maupun psikologis dalam mendapatkan hak dan menjalankan kewajibannya.
2.
Guru professional haruslah
memiliki 4 kompetensi, yakni kompetensi pedagogik (mengelola pembelajaran);
kompetensi kepribadian; kompetensi sosial; dan kompetensi profesional.
Profesional inilah yang memiliki 3 bidang yang harus dimiliki yakni
a. Expert, dalam bidang ini pendidik haruslah ahli dalam
bidang metode pembelajaran, yang berkenaan dengan ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree) dan subject matter.
b. Responsibilility, dalam menjadi profesional, pendidik memiliki
tanggung jawab untuk merubah perilaku peserta didik, dan bertanggung jawab
untuk selalu melakukan peningkatan kemampuan dalam menjalankan profesinya
sebagai guru.\
c. Corporateness, dalam hal ini seorang pendidik yang profesional
harus memiliki jiwa kesejawatan dan jiwa korsa, dimana rasa ini akan bermuara
pada kesetiaannya pada organisasi maupun profesinya. Selain itu, dengan
memiliki jiwa korsa dan kesejawatan ini membuat pendidik bersatu dengan tujuan
yang jelas dengan sejawatnya (sesama pendidik).
3. Berikut adalah hirarki kebutuhan menurut maslow,
Bila ditinjau dari
hirarkinya, hubungan PGRI sebagai organisasi profesi guru sebagai berikut:
a. Fisiologis, pada tingkatan ini anggota PGRI
berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis seperti memperjuangkan
kelayakan honorarium guru yang layak demi kesejahteraan dalam memenuhi
kebutuhan primer pendidik.
c. Sosial, dengan menjadi anggota PGRI yang sah,
diharapkan mendapatkan sebuah rasa afeksi (kasih sayang) yang baik, baik dari
sesama teman/sejawat, dari keluarganya, di lingkungannya, maupun saat guru
menjalankan tugasnya (dari murid, atau dari instansi yang berkaitan). Dengan
demikian guru tidak dikucilkan dalam menjalankan tugasnya.
d. Penghargaan, dalam upaya peningkatan mutu guru
saat menjadi anggota PGRI mengharuskan adanya upaya penghargaan pada anggota
yang memiliki prestasi yang linier dengan profesinya. Selain hal tersebut
dengan menjadi anggota PGRI yang berprestasi meningkatkan kualitas status guru
yang sejajar dengan prestasinya sehingga reputasi guru juga akan berimbang
dengan penghargaan yang guru dapatkan.
e. Aktualisasi diri, dengan menjadi anggota PGRI
yang telah terpenuhi kebutuhannya dari pemenuhann fisiologi, rasa aman, sosial,
dan penghargaan, tingkatan tertinggi yang berkaitan dengan menjadi anggota PGRI
adalah mengaktualisasi diri. Pengertian ini menjamak guru dalam bermacam hal,
guru dapat lebih berkembang dan lebih dalam menggali potensi dirinya dalam
upaya peningkatan dirinya sendiri.
Dalam hirarki maslow ini menunjukkan bahwasannya
pemenuhan kebutuuhan dimulai dari yang paling dasar, setelah pemenuhan yang
dituju tercapai akan menimbulkan keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang berada
pada tingkatan setelahnya.
4. Untuk menumbuhkan profesionalisme kerja
diperlukan adanya spiritualitas yang
mendasari berbagai kegiatan atau upaya dalam menjalankan kewajiban sebagai
seorang guru. Dengan adanya pondasi dari spiritualitas ini akan menciptakan
batasan yang bijaksana dalam aktualisasinya. Dengan adanya proses aktualisasi
diri yang berlandaskan kebijaksanaan membuat peningkatan mutu yang positif
sehingga guru akan mengembangkan dirinya
dengan leluasa yang membuat kualitas guru meningkat. Seiiring dengan
peningkatan mutu dan kualitas guru tersebut membuahkan hasil berupa paradigma
yang berorientasi dengan penghargaan.
Dengan adanya siklus yang berulang ulang tersebutlah akan menjadikan guru
profesional.